Baroedax Panceg

Sabtu, 19 November 2011

Tiket Final Indonesia vs Malaysia Bakal Naik Harga?


Setelah gagal mengalami kenaikan pada pertandingan semifinal, harga tiket laga final SEA Games cabang sepakbola kini dipertimbangkan untuk naik.

Di final Senin (21/11), Indonesia akan berhadapan dengan Malaysia yang mengalahkan Myanmar 1-0 di semifinal. Sementara itu, Ketua Harian Komite Pelaksana SEA GAMES Indonesia (Inasoc) Rachmat Gobel menyatakan, harga tiket pertandingan final masih akan dirapatkan apakah akan dinaikkan.

"Kami akan rapatkan untuk harga tiket final nanti," tegasnya.

Sebelumnya, Inasoc memutuskan tidak menaikkan harga tiket semifinal adalah untuk menghargai niat para penonton yang sudah mau datang langsung ke Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta.

Harga tiket pertandingan semifinal cabang sepak bola SEA Games 2011 di Stadion Utama Gelora Bung Karno GBK Jakarta, Sabtu, tidak jadi naik sehingga tetap sama harganya dengan pertandingan penyisihan grup dengan harga termurah dijual Rp25 ribu sedangkan yang tertinggi Rp500 ribu.

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng optimistis Timnas sepak bola Indonesia merebut medali emas SEA Games 2011 setelah memastikan tempat di final.

"Insya Allah kita kawinkan juara umum SEA Games XXVI dengan medali emas sepak bola setelah timnas berhasil lolos ke final," kata Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (19/11) malam, usai menyaksikan laga semifinal Indonesia mengalahkan Vietnam dengan skor 2-0.

Partai perebutan perunggu mempertemukan Vietnam dan Myanmar untuk perebutan medali perunggu, Senin (21/11) dilanjutkan partai final Vietnam menghadapi tuan rumah Indonesia.

RD Bahagia Garuda Muda Patuhi Instruksinya

Kemenangan yang diraih Timnas U-23 dalam laga melawan Vietnam di babak semifinal SEA Games 2011 sangat membahagiakan bagi Rahmad Darmawan. Pelatih Kepala tim berjuluk Skuadra Garuda Muda ini senang karena anak asuhnya mampu menjalankan taktik yang diinstruksikannya dengan baik dan meraih kemenangan.

"Kami memainkan pressing football, permainan cepat dan tidak memberikan kesempatan bagi lawan untuk mengembangkan permainan," kata pelatih yang karib disapa Coach RD itu. Pelatih berusia 44 tahun ini melanjutkan, taktik tersebut harus diterapkan untuk mengimbangi tim-tim yang bermain agresif seperti Vietnam.

Lebih lanjut, RD mengakui bahwa dengan menekan pertahanan lawan sepanjang pertandingan, stamina anak asuhnya terkuras. Karena itulah, dia akan memberikan kesempatan bagi para pemain untuk melakukan pemulihan, sebelum laga final menghadapi Malaysia, Senin (21/11).

Selain melakukan pemulihan, pelatih yang juga merupakan perwira Marinir ini menyatakan bahwa anak asuhnya juga harus menyiapkan mental mereka menjelang laga final ini. Para penggawa Skuadra Garuda Muda diharapkan tidak terlalu larut dalam euforia kemenangan ini.

"Saya akan mengingatkan bahwa perjuangan kita belum usai. Mereka harus mempersiapkan laga final dengan sebaik-baiknya,"tandasnya.

RD: Kami Menang Karena Pressing Cepat!

Resep sukses Garuda Muda dalam menyudahi permainan Vietnam adalah strategi jitu yang disiapkan Rahmad Darmawan sejak awal laga, ia berpesan pada anak asuhnya untuk terus melakukan pressing tinggi kepada sang lawan.

Dalam konferensi pers seusai laga di GBK, coach yang kerap disapa RD itu membuka ucapannya dengan kalimat syukur atas prestasi yang ditorehkan anak asuhnya, yang melenggang ke Final.

"Alhamdulilah malam ini kami bermain dengan sangat bagus dan menarik, Kami tadi memainkan pressing football cepat, sehingga kami tidak memberikan ruang kepada Vietnam," ucapnya di hadapan para wartawan.

"Tapi jujur malam ini anak-anak mengeluarkan energi yang lebih banyak. Vietnam akan lebih menguasai pertandingan jika kami tidak bermain pressing football," tandasnya

Apa yang RD instruksikan nampaknya diserap secara masak-masak oleh Diego Michels dan kawan-kawan. Vietnam tak bisa mengimbangi permainan Garuda Muda dan alhasil harus puas takluk 2-0, Sabtu

Malaysia Kami Datang!

Setelah bermain imbang tanpa gol di babak pertama, dua gol berhasil diceploskan Indonesia ke gawang Vietnam, dan memastikan rematch kontra Malaysia di Final.

Babak kedua kembali digulirkan setelah istirahat yang dilakukan oleh kedua kubu, jika saja tenang Titus Bonai bisa membawa Indonesia unggul dengan peluang emas yang ia peroleh.

Sayang setelah ia tinggal berhadapan dengan kiper bola yang ia selesaikan malah menyamping dari sasaran. Sesaat kemudian kapten Vietnam, Pham Than Luong, harus dibebat kepalanya akibat berbenturan dengan salah satu bek Garuda Muda.

Vietnam sempat menekan dengan umpan-umpan panjang nan cepat mereka, beruntung Kurnia Meiga cukup sigap dalam membaca bola yang mengancam baik dengan menepisnya dan juga memotong crossing lawan.

Gelora Bung Karno akhirnya bergemuruh ketika tendangan bebas Patrich Wanggai mengoyak jala gawang Vietnam. Sepakan yang ia lepaskan mendatar dan sedikit berbelok arah untuk menghajar sudut kiri gawang yang dikawal Tran Buu Ngoc menit 60.

Indonesia memimpin melalui eksekusi ciamik situasi bola mati. Free kick didapat setelah Egi Melgiansayah diterjang dua bek Vietnam di depan kotak penalti sebelah kiri.

Meski telah unggul serangan demi serangan terus digeber oleh anak asuhan Rahmad Darmawan, Titus Bonai menjadi aktor utama yang begitu aktif, sempat meliuk-liuk sebelum melepaskan tembakan yang harus ditepis kiper, Tran Buu Ngoc dengan susah payah.

Egi Melgiansyah juga menunjukan fighting spirit yang luar biasa ketika berjibaku sebelum melepaskan tembakan yang masih sanggup ditepis sang kiper, sayangnya tak lama kemudian sang kapten harus dibopong keluar akibat cedera yang menderanya.

Spartan-nya tekanan Indonesia akhirnya kembali terbayarkan di menit 88, Titus Bonai melakukan penetrasi dari depan sisi kiri kotak penalti, tembakan yang ia lepaskan memantul kaki bek Vietnam untuk menghunjam gawang Vietnam, Game Over! Indonesia 2 Vietnam 0.

Peluit panjang dibunyikan wasit dan memastikan kemenangan 2-0 yang diraih Skuadra Garuda Muda, dengan ini memastikan rematch lawan Malaysia di Final SEA Games 2011, Malaysia kami datang!

Pelatih Vietnam Akui Kehebatan Garuda Muda

Penampilan apik yang diperagakan para penggawa Timnas U-23 menuai pujian dari Falko Gerd Gotz. Sembari mengucapkan selamat pada Skuadra Garuda Muda, arsitek Timnas Vietnam itu mengakui bahwa level Egi Melgiansyah dan kawan-kawan masih berada diatas anak asuhnya.

Menurut Gotz, dalam pertandingan yang akhirnya dimenangi Timnas U-23 Indonesia dengan dua gol tanpa balas tersebut, anak asuhnya gagal mengimbangi tekanan demi tekanan yang dihadirkan Skuadra Garuda Muda. Menurut pelatih asal Jerman ini, Indonesia masih terlalu kuat bagi anak asuhnya.

"Saya masih kecewa dengan kekalahan yang kami terima. Namun, saya harus mengucapkan selamat bagi Indonesia yang bermain apik di laga ini. Mereka terlalu kuat bagi kami," ujar Gotz.

Lebih lanjut, Gotz mengakui bahwa dalam laga pertandingan hari ini skema yang dirancangnya tidak bisa berjalan dengan baik. Hal ini tak lepas dari tekanan yang dilancarkan Timnas U-23 sepanjang pertandingan.

"Sebetulnya, kami berencana untuk bermain menyerang. Namun, mereka menekan kami sehingga kami gagal menerapkan skema yang sudah dirancang. Malam ini Indonesia memang lebih kuat," pungkasnya.

Minggu, 13 November 2011

Lawan Malaysia, RD Rotasi Skuadra Garuda Muda

Menghadapi laga terakhir di Grup A, melawan Timnas Malaysia, Timnas U-23 Indonesia kemungkinan besar bakal turun dengan komposisi pemain berbeda. Hal ini tak lepas dari keinginan Pelatih Kepala Timnas U-23, Rahmad Darmawan, untuk melakukan rotasi pemain.

Menurut pelatih berusia 44 tahun ini, rotasi pemain akan dia lakukan agar para pemain bisa menjaga stamina untuk menghadapi laga semifinal melawan Malaysia. Selain itu, hal ini akan memberikan kesempatan bermain bagi para penggawa Skuadra Garuda Muda.

"Mungkin akan terjadi rotasi dalam pertandingan melawan Malaysia. Tujuannya adalah menjaga kondisi para pemain. Kita hanya memiliki jeda satu hari dari laga melawan Malaysia dan laga semifinal. Kita harus mempersiapkan kekuatan kita untuk tampil di pertandingan semifinal," ungkap pelatih yang akrab disapa Coach RD itu.

"Selain itu, rotasi juga berguna untuk memberi kesempatan bagi para pemain untuk mendapatkan kesempatan dan pengalaman bermain," imbuhnya.

Namun demikian, Rahmad mewanti-wanti para pemainnya untuk tetap menargetkan kemenangan dalam laga ini. Pasalnya, menurut pelatih kelahiran Metro Lampung ini, kemenangan akan membuat langkah Garuda Muda di babak semifinal lebih ringan.

"Di pertandingan lawan Malaysia, kita tetap mengincar juara grup. Hal ini akan membuat lawan yang kita hadapi di pertandingan semifinal akan lebih enteng,"tandasnya

Rahasia Kehebatan Barcelona di Mata Ancelotti

Pelatih kaliber Carlo Ancelotti di sela-sela waktunya menyempatkan diri berbicara tentang ajang Liga Champions, serta menunjuk Barcelona sebagai tim yang harus diburu oleh setiap klub yang ingin menjuarainya.

Pria ini sangat berpengalaman di ajang tertinggi untuk klub-klub di benua Biru tersebut, selain menjadi pelatih ia juga pernah meraihnya ketika menjadi pemain.

"Saya memainkan laga Final di tahun 1989 dan tahun 1990 itu saja sudah berbeda, laganya lebih sedikit, untuk ke Final Anda butuh 9 laga, namun justru lebih sulit,"

"20 tahun silam Anda harus bersaing melawan tim-tim pertama di seluruh negara, kini lebih didominasi empat dari inggris, italia dan sebagainya,"

"Saya kira justru lebih sulit memenangi Liga Champion saat ini, dan hal inilah yang membuat saya menyebut kompetisi Liga Champions sebagai kompetisi terbaik di dunia,"

Carletto juga tidak terkejut bila nama Barcelona disebut sebagai tim pertama yang harus dikalahkan jika ingin menjuarai Liga Champions musim ini.

"Filosofi klub tersebut yang begitu kuat, dengan banyaknya pemain mereka dari akademinya sendiri, membuat pemain yang mengenakan seragam Barcelona merasa begitu spesial, karena mereka terlahir di akademi mereka,"

"Inilah alasan-alasan mereka begitu kuat sebagai tim. Filosofi satu klub seperti ini, itulah ide sepak bola mereka, jelas membuat mereka menjadi yang terbaik untuk saat ini," imbuhnya.

RD Puji Kekuatan Mental Garuda Muda

Kekuatan mental para penggawa Timnas U-23 mendapat pujian dari Rahmad Darmawan. Menurut Pelatih Kepala Timnas U-23 itu, anak asuhnya sukses keluar dari tekanan berat, bermain ditonton ribuan pasang mata di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Menurut pelatih yang akrab disapa Coach RD itu, anak asuhnya sempat grogi dan demam panggung bermain ditonton suporter dalam jumlah besar. Namun, dirinya bersyukur, Egi Melgiansyah dan kawan-kawan mampu keluar dari tekanan dan memenangi laga melawan Timnas Thailand tersebut dengan skor 3-1.

Lebih lanjut, RD justru mengaku bersyukur bahwa dalam laga ini hadir ribuan suporter. Selain memberikan suntikan motivasi pada para penggawa Skuad Garuda Muda, kehadiran mereka juga mampu menjadi gemblengan agar para penggawa Timnas U-23 terbiasa dan tidak demam panggung,

"Saya bersyukur dengan banyaknya penonton yang datang. Hal ini akan menjadi pengalaman berharga bagi para pemain untuk menghadapi semifinal mendatang," ungkap pelatih berusia 44 tahun ini.

Dalam laga ini, Timnas U-23 sempat grogi dalam memulai permainan. Alhasil, Thailand sempat beberapa kali langsung membahayakan lini pertahanan Indonesia di awal laga. Namun, perlahan, Skuadra Garuda Muda mampu bangkit dan menang dengan skor 3-1. Tiga gol Timnas U-23 dicetak Titus Bonai, Patrich Wanggai dan Ferdinand Sinaga. Sementara, satu-satunya gol Thailand diceploskan Ronnachai Rangsiyo melalui titik penalti.

Wanggai dan Tibo Bawa Indonesia Unggul

Indonesia unggul cepat ketika pertandingan baru berjalan kurang dari satu menit ketika umpan terobosan Titus "Tibo" Bonai diselesaikan dengan dingin oleh Patrich Wanggai.

Tertinggal oleh gol cepat Indonesia, Singapura memperagakan permainan keras dan beberapa kali melakukan pelanggaran untuk menghentikan kecepatan Okto Maniani dkk.

Skuad Garuda Muda harmpir menggandakan keunggulan pada menit ke-16 ketika sepakan Wanggai mampu ditepis oleh kiper Singapura, Mohamad Izwan.

Singapura harus bermain dengan sepuluh orang sejak menit ke-22 setelah Navin Neil Vanu dengan sengaja memukul Mahardiga Lasut di kotak penalti Indonesia.

Unggul jumlah pemain, serangan Indonesia makin merajalela dengan mengandalkan kecepatan Ferdinand Sinaga, Okto, Wanggai, dan Tibo.

Gelora Bung Karno bergemuruh untuk kedua kalinya ketika Tibo mencetak gol kedua Indonesia pada menit ke-36. Diawali aksi individu dari sayap kanan Singapura, Tibo melewati beberapa pemain Singapura sebelum melepaskan tendangan keras ke pojok kanan gawang Singapura yang tak mampu dihalau Izwan.

Setelah unggul dua gol, beberapa kali serangan Indonesia merepotkan lini belakang Singapura, namun tak ada gol yang tercipta hingga babak pertama berakhir dan skor 2-0 pun bertahan untuk keunggulan Garuda Muda.

Susunan pemain:
Singapura: 1-Mohamad Izwan, 2-Muhammad Safuwan, 4-Mohammad Afiq, 5- Navin Neil Vanu, 8-Muhammad Hafiz, 9-Shahdan, 10- Muhammad Irwan, 11-Muhammad Yasir, 14-Harris, 19-Muhammad Khairul Nizam
Indonesia: 1- Kurnia Meiga, 2-Seftia Hadi, 28-Abdul Rahman, 15-Hasim Kipuw, 24-Diego Michiels; 8-Egi Melgiansyah, 6-Mahardiga Lasut, 17-Ferdinand Sinaga, 10-Oktovianus Maniani, 27-Patrich Wanggai, 25-Titus Bonai

Indonesia Pastikan Tempat Di Semifinal

Timnas U-23 memastikan langkah ke Semifinal setelah mengalahkan Thailand dengan skor 3-1 pada laga ketiga Grup A SEA Games 2011, Minggu (13/11).

Tak seperti biasanya, Timnas U-23 Indonesia memulai pertandingan dengan lambat. Mereka justru didikte Thailand, yang mengambil inisiatif penyerangan. Alhasil, pertandingan belum genap dua menit berjalan, Thailand sudah dua kali melancarkan serangan yang membahayakan gawang Kurnia Meiga Hermansyah.

Tak hanya apik dalam menyerang, Thailand juga apik dalam bertahan. Jebakan offside yang diperagakan anak asuh pelatih Prapol Pongpanich ini sukses meredam serangan-serangan Garuda Muda.

Menit 6, Andik Vermansyah sukses membobol benteng lini pertahanan Thailand dengan mengandalkan kecepatannya. Namun, umpan silang mendatar pemain asal Persebaya Surabaya ini masih gagal dimanfaatkan Patrich Wanggai. Meski gagal membuahkan gol, serangan ini menjadi momentum kebangkitan anak asuh Rahmad Darmawan ini. Perlahan namun pasti, Skuadra Garuda Muda mulai melancarkan serangan demi serangan ke pertahanan Thailand.

Serangan Skuadra Garuda Muda yang mengandalkan kecepatan Andik, Titus Bonai, Okto Maniani dan Patrich Wanggai memaksa para pemain Thailand melakukan pelanggaran untuk mengamankan pertahanan mereka. Alhasil, sejak menit 11, Thailand harus bermain dengan 10 orang pemain sejak Theratoon mendapat kartu kuning kedua dan harus meninggalkan lapangan.

Unggul jumlah pemain, Garuda Muda makin gencar melancarkan serangan. Bahkan, dua bek sayap Indonesia, Diego Michiels dan Hasim Kipuw berulang kali melakukan overlap membantu penyerangan.

Asyik menyerang, barisan pertahanan Indonesia dikejutkan oleh serangan balik Thailand. Menit 18, tendangan keras Yooyen dari jarak jauh mengancam gawang Kurnia Meiga. Beruntung kiper Arema Malang itu sigap dan masih bisa terbang menepis bola menjauhi gawangnya.

Menit 33, serangan Garuda Muda membuahkan hasil. Memanfaatkan umpan terobosan Andik Vermansyah, Hasim Kipuw melakukan tusukan di sisi kiri pertahanan Thailand dan mengirimkan umpan silang ke kotak penalti. Titus Bonai, yang berdiri bebas, tak menyia-nyiakan peluang tersebut dan melepaskan sundulan ke gawang Thailand, yang tak bisa diantisipasi Kiper Tim Gajah Putih, Wongmeema Ukrit. Gol, kedudukan 1-0 bagi keunggulan Garuda Muda.

Unggul, para penggawa Skuadra Garuda Muda kembali bernafsu untuk membobol gawang Thailand dan menambah keunggulan mereka. Sayang, usaha demi usaha Patrich Wanggai dan kawan-kawan masih gagal menemui sasaran. Hingga Wasit Kim Jong Hyeok dari Korea Selatan meniup peluit tanda babak pertama usai, kedudukan tetap 1-0 bagi keunggulan Skuadra Garuda

Di babak kedua Garuda Muda sebenarnya tampil cukup percaya diri. Namun sayang petaka terjadi di menit ke-49 ketika Abdul Rahman melakukan tekel kepada Sarach Yooyen di kotak terlarang. Tak ayal lagi, wasit kim Jong Hyeok menunjuk titik putih yang kemudian dimanfaatkan dengan baik oleh Ronnachai Rangsiyo untuk menyamakan kedudukan.

Usai kebobolan arah permainan perlahan berubah, Thailand mulai menemukan ritme permainan guna menekan pertahanan Indonesia sebelum tendangan Titus Bonai mengancam gawang Ukrit di menit ke-59.

Aksi Tibo rupanya menginspirasi rekan satu timnya. Terbukti tak lama berselang, Patrich Wanggai berhasil membawa kembali unggul melalui sundulan memanfaatkan sepak pojok Egi Melgiansyah.

Tak cukup kebobolan, Thailand kembali terpuruk setelah mereka kehilangan Ekkasit yang terkena kartu merah setelah melakukan tekel keras kepada Andik Vermansyah.

Bermain dengan 9 pemain rupanya tidak menyurutkan semangat pemain Thailand. Pemain dari negeri Gajah Putih ini masih mampu memberikan tekanan kepada barisan pertahanan skuadra garuda muda. Namun justru hal ini menjadi blunder bagi Thailand.

Melalui skema serangan balik yang cepat. Patrich Wanggai yang tak terkawal di lini depan memberikan umpan silang mendatar kepada Ferdinand Sinaga guna mencetak gol ketiga Indonesia di menit ke-90. Indonesia menutup pertandingan dengan kemenangan 3-1 atas Thailand.

Kemenangan ini membawa Indonesia memastikan lolos ke babak Semifinal. Sedangkan Thailand untuk pertama kalinya dalam ajang SEA Games tersingkir lebih awal meski masih memiliki satu pertandingan sisa.